Thursday, June 26, 2014

Persiapan Calon Istri

note for my self :))

1. Istri… hmmm, wanita hebat di belakang suami | Hebatnya karena tempaan diri | Madrasah pertama bagi anak2nya pula #PersiapanCalonIstri
2. Menjadi istri itu mudah | Tanpa ilmu pun bisa| Tapi masa' mau jadi istri yang biasa2 aja ? Ga kan ? #PersiapanCalonIstri
3. Sejak muda, asahlah bakat keibuan dan kedewasaan mu |Karena anak kita layak mendapat ibu yang dewasa #PersiapanCalonIstri
4. Hafalan Qur'annya jgn lupa ditingkatin | Kelak saat hamil, si anak bakal seneng banget dilantunkan bacaan Qur'an dari ibunya.#PersiapanCalonIstri
5. Berlatihlah sabar sejak sekarang | Karena engkau akan sering bangun malam kelak saat anakmu menangis. #PersiapanCalonIstri
6. Belajar lah mengatur keuangan | Istri itu manajer keuangan rumah tangga | Biarkan suamimu berfokus pada mencari, engkau yg mengelolanya. #PersiapanCalonIstri
7. Kemampuan mempercantik diri itu penting |Berikan yang tercantik untuk suami seorang | Jangan sering kumel di depannya :) #PersiapanCalonIstri
8. Bisa masak itu nilai plus | Menunjukkan rasa cinta pada suami lewat perutnya | Dijamin suami betah makan dirumah :) #PersiapanCalonIstri
9. Biasakan jangan suka curhat pada lain jenis sejak muda | Itu tanda kesetiaanmu pada suami kelak. #PersiapanCalonIstri
10. Olahragalah sejak sekarang | Semakin langsing, semakin. lincah gerak ngurus rumah dan suami kan? :) #PersiapanCalonIstri
11. Spesialkan dirimu untuk suami mu saja | Jika ada masa lalu, lupakan | Insya Allah suamimu akan melupakannya juga. #PersiapanCalonIstri
12. Bangunlah sholat malam, saat ini tak apa sendiri dulu | Kelak, bakal ada suamimu yg akan mengimami, tanda kesyukuran kalian.#PersiapanCalonIstri
13. Puasa sunnah jadi tameng diri mu | Kelak, itu akan jadi benteng kesabaran saat urusan rumah tangga begitu pelik. #PersiapanCalonIstri
14. Jaga rahimmu sejak sekarang | Itu akan jadi tempat bermula bagi anak2mu kelak. #PersiapanCalonIstri
15. Belajarlah memaafkan setiap salah | Karena rumah tangga itu tempat saling mengoreksi yang salah, berjalan membenarkan bersama #PersiapanCalonIstri
16. Buang jauh2 ego | Ego tak akan menang dalam rumah tangga, malah memperkeruh suasana | Mendengar lebih banyak. #PersiapanCalonIstri
17. Belajarlah tersenyum, walau masalah begitu berat | Karena perlu kau tahu, bahwa senyuman untuk suami, adalah peneduh hatinya. #PersiapanCalonIstri
18. Tak apa lemah & bermanja di depan suami, itu jadi kekuatan suami menguatkan | Tapi kuat dan tegarlah didepan anak2 dan orangtua.#PersiapanCalonIstri
19. Kodrat wanita suka belanja | Mumpung masih belum nikah, coba lebih kontrol | Pisahkan mana kebutuhan, mana keinginan #PersiapanCalonIstri
20. Belajarlah menahan amarah | Jika harus marah pada suami, lakukan tanpa org lain tahu selain berdua. Terutama anak.#PersiapanCalonIstri
21. Istri itu layak berpendidikan tinggi, atau setidaknya punya kemauan belajar tinggi | Karena engkau akan jadi guru untuk anakmu sendiri.#PersiapanCalonIstri
22. Belajarlah ilmu agama | Kelak, jangan serahkan pendidikan agama anakmu pada asisten  rumah tangga | Ia anakmu, bukan anak org lain. #PersiapanCalonIstri
23. Belajarlah kata2 romantis, namun jangan keluarkan sekarang | Suami juga senang loh diberi hal yg romantis. :) #PersiapanCalonIstri
24. Rendahkan suaramu di depan lelaki lain, lembutkan suaramu hanya pada suami saja | Itu
wujud kecintaanmu padanya kelak. #PersiapanCalonIstri
25. Teruslah doa ke Allah utk sosok lelaki misteri yg bakal menjadi suamimu kelak | Doa dalam diam, kelak Allah yg akan menyampaikan
26. Biarkanlah rasa cinta yg membuncah itu tertahan di dada mu | Hingga saat halal menanti, baru engkau ungkapkan semuanya. #PersiapanCalonIstri
27. Jika saat ini berpacaran, minta ia mendatangi walimu, atau sudahi hubungan yg tak halal itu | Engkau begitu berharga 
28. Jemput jodohmu melalui cara yg Allah ridhoi | Taaruf lah | Sambil menunggu, persiapkan diri jadi istri super. #PersiapanCalonIstri
29. Jika merasa jodohmu jauh saat ini, bersabarlah | Allah sedang menyiapkan suami terbaik untukmu | Yakinlah ia sedang Allah tempa juga. #PersiapanCalonIstri
30. Calon suami mu sedang duduk di ujung sana di atas sajadahnya | Ia sedang mempersiapkan diri pula | Engkau bersiap menantinya kan ? 
31. Nantikan ia dalam ketaatan | Nantikan ia dalam persiapan | Nantikan ia dalam doa di penghujung malam. #PersiapanCalonIstri
32. Sekian kultwit #PersiapanCalonIstri , semoga makin memantapkan persiapan. Semoga
berguna, dan menjadi pendorong diri berbenah.
33. Sungguh, para suami-suami di belahan dunia manapun, merindukan istri terbaik menurut Allah untuknya. Jadilah yg dirindukan. Sekian.

-sumber : tweet felixsiauw

MENGIKAT HATI ANAK, MENJALIN EMOTIONAL BONDING (TIPS PARENTING)

note for my future :))


by : bendri jaisyurrahman (twitter : @ajobendri)
1| Salah satu tugas pengasuhan adalah membuat ikatan emosi yang kuat antara ortu dan anak yang dikenal dengan istilah emotional bonding
2| Ikatan emosi atau batin ini berpengaruh bagi anak dalam menjalani masa-masa sulit semasa hidup sekalipun tak ada ortu di sisi
3| Tak selamanya ortu mendampingi hidup anak. Ia harus tumbuh mandiri dengan potensinya. Emotional bonding yang kuat terhadap ortu sebagai pengarah
4| Setidaknya ada beberapa masa kehidupan dalam diri anak dimana ia alami krisis : pra sekolah, pra puber, pubertas, pra nikah dan nikah
5| Di masa-masa tersebutlah ia butuh bimbingan dan arahan. Maka meski tak ada ortu di sisi, nasehat-nasehat dan teladan ortu tetap dijaga selama masih ada ikatan batin
6| Hal ini lah yang dialami oleh Nabi Yusuf muda saat terpesona dengan kecantikan zulaikha dan diajak berbuat mesum. Ia punya hasrat
7| Hasratnya hampir saja menjerumuskannya seandainya Allah tak berikan 'pertanda'. Seperti yang terdapat dalam surat Yusuf : 24. Sila dibaca
8| 'Pertanda' yg dimaksud adalah nasehat ayahnya yang tiba-tiba muncul saat ia hampir saja terpedaya oleh nafsunya. Ini kata ibnu katsir
9| Bayangkan! Nabi yusuf yang terpisah jauh oleh ayahnya, terjaga diri dari bujukan setan. Tak jadi berbuat zina. Tersebab ikatan batin dengan ayahnya
10| Itu pula yang diharapkan dari anak kita. Jauh terpisah namun menjaga kehormatan keluarga karena nasehat indah ortu yang tertanam dalam jiwa
11| Saat krisis jiwa melanda, tak kemana-mana cari solusi. Yakin ada ortu yang siap membantu cari jalan keluar. Percaya sepenuhnya
12| Seorang wanita yang sedang konflik dengan suaminya, akan curhat ke ayahnya. Bukan ke lelaki lain. Rumah tangga terselamatkan. Sebab ada father bonding
13| Anak yg tak punya emotional bonding maka tak percaya dengan ortunya. Lebih dengar kata temannya sekalipun buruk
14| Bagaimana menciptakan emotional bonding dengan anak? Usia dini jangan diabaikan. Bermula dari bayi dalam kandungan. Ayah bunda terlibat bersama
15| Saat bayi dalam kandungan, jadikan suara ayah-bunda nya yg lebih banyak didengar. Ajak ia bicara sambil mengusap perut bunda
16| Saat anak lahir, sambutlah anak dalam pelukan yang hangat. Hadapkan wajah kita ke hadapannya. agar perlahan di scan dalam memorinya
17| Usia 0-2 tahun adalah fase pengikatan. Disinilah fase dimana ayah-bunda harus jadi aktor utama dalam pengasuhan. Bukan yg lain
18| Di fase inilah Allah perintahkan ibu untuk memberinya ASI. Yang bukan sekedar susunya, namun juga belaian yang dibutuhkan anak
19| Betapa banyak ibu yang lebih sering menitipkan ASI nya pada botol. Tak memberinya langsung dari puting. Sehingga anak sehat namun jiwanya kosong
20| Fase ini juga seorang ayah harus banyak terlibat mengasuh. Luangkan waktu tuk ganti pampers, gendong anak sambil cerita, bacakan quran, dll
21| Dalam usia 0-2 tahun jangan terburu-buru kenalkan anak pada media meskipun isinya bagus. Sebab emosi belum terikat sepenuhnya
22| Jika ingin ajarkan anak tentang quran, jangan dari kaset. Akan lebih elok jika ortunya yang menyuarakan sekaligus belum fasih. Agar tercipta ikatan batin
23| Sekalipun ada pengasuh lain, peran mereka hanya membantu. Bukan tokoh sentral. Agar ikatan yang terjalin bukan kepada mereka namun kepada ortunya
24| Keluarkan segala energi: suara, bahasa tubuh, dan ekspresi muka agar terekam kuat dalam memori anak. Inilah yang menjadi dasar munculnya ikatan hati
25| Bagaimana jika anak sudah melewati usia 2 th sementara kita terlambat melakukan upaya emotional bonding ?
26| Jika anak sudah melewati usia 2 tahun,  bisakah kita ciptakan emotional bonding dengannya? Masih sangat bisa. Asal kita bisa membaca golden moment
27| Golden moment ini adalah situasi dimana anak benar-benar butuh hadirnya kita. Bisa tanpa sengaja atau juga kita rekayasa
28| Golden moment yang dimaksud minimal ada dua : yakni saat anak sedih dan saat anak unjuk prestasi. Hadirlah dengan sungguh-sungguh di dua waktu ini
29| Saat anak sedih, ia butuh sandaran jiwa. Butuh ada yang memeluk dan dengarkan curhatnya. Hadirlah segera. Jangan sampai orang lain yang ambil alih
30| Tak pekanya ortu saat anak sedih malah buat ikatan hati makin rapuh. Kepercayaan menurun. Anak lari kepada sosok lain
31| Dan hadirlah saat anak unjuk prestasi : baca puisi di skolah, ambil raport, menari, dan sejenisnya. Ini adalah persembahan untuk ortu dari anak
32| Saat unjuk prestasi, yang anak butuhkan adalah tepuk tangan dan apresiasi ortunya. Jika ortu tak hadir, rusaklah kepercayaan anak
33| Kehadiran ortu dalam kegiatan mereka adalah pengakuan eksistensi anak. Ortu yang cerdas, akan paksakan diri tuk hadir. Demi tercipta emotional bonding
34| Semoga kita bisa menjadi ortu yg mampu jalin emotional bonding dengan anak kita. Agar anak terdampingi selamanya meski kita tiada. Salam cinta (bendri jaisyurrahman)
hoka rahayu
085645552888

Sesak Dentuman Hati~

Terbesit sebuah keinginan, menuliskan sebuah luapan emosi tentang hidup, tentang takdir, pilihan dan usaha yang terbaik
namun apa daya, rasanya lidahku kelu dan jemariku kaku untuk mengungkapkannya. mungkin karena nikmat yang tak terhitung dan sering terabaikan
Hidup itu..
bagiku mungkin seperti melukis di kanvas putih
atau bahkan bagaikan menulis di atas kertas
dengan gurat takdir dan pilihan
dengan garis tegas kehidupan...
ya seperti itu hidup bagiku, sulit, menantang, menguji keteguhan jiwa, memeras otak hingga lelah tak lagi mampu dirasa..
mungkin hingga tubuh terluka karena benturan demi benturan mendera
hidup itu menarik, terlalu pendek jika dijabarkan, namun terlalu panjang untuk dijalankan
bagai pelatihan keimanan, kekuatan sebuah kepercayaan hingga terbesit sebuah pertanyaan...
         "Allah, jika aku masih hidup esok hari, masihkah aku beriman?"
Rabb, satu pinta dengan rinai air mata: jika aku masih hidup esok hari, jadikan aku hambaMu yang lebih baik dari sebelumnya :') aamiin

MENCIUM TANGAN SUAMI, MENCIUM KENING ISTRI .....

note for my future :))

Melepas Suami Pergi Mencari Nafkah
“Bun, pergi yah…” teriak ayah di belakang motornya yang sudah siap melaju.
“Iya, ati-ati…”, teriak bunda tak kalah keras sambil terus melanjutkan cucian piringnya yang belum selesai.
Kok mirip dengan  kejadian tiap pagi di rumahku yah?
Tapi itu masih lumayan dibanding yang berikut:
“Lho ayah kemana, kok sudah nggak ada?” tanya Bunda ke kakak yang sedang asyik main boneka.
“Kayaknya sudah berangkat deh Bun, waktu Bunda lagi cuci baju di belakang” jawab kakak.
Hmm… jadi penasaran, apa yang dilakukan Rasulullah ketika pergi meninggalkan rumah?
‘Aisyah berkata : “Rasulullah menciumku, kemudian beliau pergi ke mesjid untuk melakukan shalat tanpa memperbarui wudlunya” (HR Abdurrazaq, Ibnu Majjah, Aththabrani, dan Daraqutni)
Sebelum meninggalkan rumah, tak lupa Rasulullah berdoa:

بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ تَÙˆَÙƒَّÙ„ْتُ عَÙ„َÙ‰ اللَّÙ‡ِ Ù„َا Ø­َÙˆْÙ„َ ÙˆَÙ„َا Ù‚ُÙˆَّØ©َ Ø¥ِÙ„َّا بِاللَّÙ‡ِ

Bismillaahi Tawakkaltu ‘Alallaah Laa Haula wa Laa Quwwata Illaa Billaah
“Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya.”
Dilanjutkan dengan doa ini:

اللّÙ‡ُـمَّ Ø¥ِÙ†ِّـي Ø£َعـوذُ بِÙƒَ Ø£َÙ†ْ Ø£َضِـلَّ Ø£َÙˆْ Ø£ُضَـل ، Ø£َÙˆْ Ø£َزِÙ„َّ Ø£َÙˆْ Ø£ُزَÙ„ ، Ø£َÙˆْ Ø£َظْÙ„ِـمَ Ø£َÙˆْ Ø£َُظْÙ„َـم ، Ø£َÙˆْ Ø£َجْÙ‡َÙ„َ Ø£َÙˆْ ÙŠُـجْÙ‡َÙ„َ عَÙ„َـيّ
Allaahumma Innii A’udzubika an Adhilla au Udhalla, au Azilla au Uzalla, au Azlima Au Uzlama, 

Ajhala au Yujhal ‘Alayya
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesesatan diriku atau disesatkan orang lain, dari ketergelinciran diriku atau digelincirkan orang lain, dari menzhalimi diriku atau dizhalimi orang lain, dari berbuat bodoh atau dijahilkan orang lain.”

Subhanallah….
Ternyata begitulah cara suami meninggalkan istrinya di rumah. Sungguh indah, penuh kesan.
Mencium dan mendoakan. Mudah dan sederhana, tapi dalam maknanya.
Kita tidak pernah tahu kapan ajal menjemput. Sebagaimana kita tahu, melepas suami pergi bekerja itu adalah sama dengan melepas suami pergi berjihad.
Apakah kenangan saling berteriak itu yang ingin kita kenang dalam melepas kepergian suami? Atau kenangan suami “hilang” begitu saja tanpa pamit? Tentu tidak. Sepanjang sisa hari, sang istri akan teringat ciuman di kening yang romantis… Ah… membayangkan saja sudah tersenyum.

Suami pun pergi tenang dengan membawa kenangan wangi rambut istrinya. Plus bonus senyuman terindah yang diberikan sang istri tercinta yang melepas kepergiannya di depan pintu rumah.
Dalam doa yang dipanjatkan, ada makna penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Menitipkan anggota keluarga yang dicintai hanya kepada Allah.  Memohon perlindungan bagi fitnah dunia yang mungkin terjadi.
Jadi  bagaimana, berani terima tantangan ini?
Suami: Cium kening dan doakan Istri tercinta…
Istri: Antarlah suami hingga ke pintu depan. Lepas kepergiannya dengan mengamini doanya dan berikan senyuman terindah.

Sumber: Parenting Nabawiyyah

Tips Agar Anak Taat & Rajin Salat

note for my future :)

1. Bangunkan Subuh sejak Balita.
Kebiasaan ini akan melekat sampai dewasa. Bila tidak, saat ini anda mengalami kesulitan membangunkan subuh remaja anda bukan?.

2. Bila anak anda belajar di Sekolah Umum (TK, SD, SMP & SMU).
Ikutkan mereka untuk mengikuti pelajaran agama di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), Sekolah Diniyah (sore) atau ikut Kajian Islam yang diselenggarakan Lembaga Dakwah atau Aktivis Masjid. Sebab dua (2) jam pelajaran agama di sekolah sangat tidak cukup untuk membentuk anak shaleh, tidak menyentuh materi ke-Islaman atau aqidah yang dapat dijadikan bekal hidupnya di masa datang yang semakin keras dan penuh tantangan.

3. Bila saat ini anda rutin melaksanakan Shalat Subuh berjamaah di Masjid, alhamdulillah.
Namun sayang kebanyakan orang tua “Egois”. Rajin berjamaah di Masjid, sementara anak dan isteri dibiarkan terlelap sampai matahari terbit. “Susah sih ngebanguninnya”, begitu alasan klasik yang mereka pegang. Disarankan mulai besok, coba sekali-kali shalat subuh berjamaah di rumah bersama anak & istri. Bangunkan satu persatu anggota keluarga dengan penuh kasih sayang. Maaf! jangan ada lagi kata-kata “Ah kasihan, masih kecil nanti ngantuk di sekolah” buanglah jauh-jauh alasan kuno tersebut. Dirikan shalat berjamaah di rumah, putera sulung laki-laki yang iqomah dan anda yang menjadi imam. Kemudian diikuti dengan wirid, dzikir do’a bersama. Dilanjutkan dengan membaca ayat suci Al-Qur’an yang disimak bersama, adakan interaktif tanya jawab, saling curhat antara satu dengan yang lainnya. Indah bukan? Bila sudah rutin bangun pagi, lalu ajak anak laki-laki anda ke Masjid dalam upaya menumbuhkan cinta masjid dan shalat berjamaah.

4. Hubungi Guru Ngaji, Wali Kelas dan Pembina Rohis di sekolah.
Minta kesediaannya agar menelepon putera anda secara dadakan 1s/d 2x sepekan, untuk membangun shalat subuh.

5. Sesekali ajak anak anda “piknik” ke rumah sakit.
Menengok orang sakit, melihat kamar mayat, mengantar jenazah ke Taman Pemakaman Umum (TPU) dan melihat memasukkan jenazah ke liang lahat. Ini penting, untuk mengingatkan bahwa hidup ini sementara, kita semua akan mati.

6. Sejak dini ajarkan kepada putera-puteri anda batasan aurat.
Insya Alloh nanti ketika telah baligh, kena taklif akan malu bila aurat mereka tersingkap, walaupun hanya sehelai rambut.

7. Bila putera-puteri anda mengadakan piknik atau tour bersama sekolah, jangan lupa mengingatkan mereka untuk membawa perlengkapan shalat.
Sebab Rasulullah saw berpesan kepada seluruh orang tua agar menyuruh putera-puterinya melaksanakan shalat, mulai usia 7 tahun. Atau mungkin pada suatu kesempatan anda mendapati sibungsu tertidur sebelum melaksankan shalat Isya. Setelah anda anggap telah cukup baginya tidur, bangunkan ia dengan lembut, bisikan kata-kata “Sayang belum Shalat Isya’ yah? Ayo papa antar berwudlu”. Interaksi ini insya Alloh akan berdampak positif bagi anak, “Oh, papa/mamaku care banget sama aku”.

8. Safari Masjid.
Sesekali ajak putera anda melaksanakan shalat berjamaah di Masjid Jami’[1] yang berbeda-beda di sekitar kota anda, disetiap pekannya. Di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi) saja terdapat lebih dari 3.000 Masjid Jami’. Targetkan dalam sebulan sekian Masjid Jami’ umpamanya. Manfaatnya adalah untuk menumbuhkan kecintaan anak terhadap masjid sejak dini. Maaf! Ke Dunia Fantasi, Taman Impian Jaya Ancol, Taman Safari, Kebun Binatang Ragunan dan tempat-tempat rekreasi lainnya yang ada di Jakarta dan tempat terkenal yang berada di seluruh wilayah Indonesia, bahkan tempat rekreasi di manca negara pun bagi kalangan berduit sudah sering dikunjungi. Tapi ke Masjid Istiqlal dan Masjid Al-Azhar belum pernah anda kunjungi. Atau bahkan mereka tidak pernah ingin tahu dan shalat di dalamnya, maaf!! Ini seharusnya jangan sampai terjadi pada diri seorang muslim.

9. Ajarkan langsung nilai-nilai ajaran Islam yang anda kuasai.
Mulai dari hal-hal yang sederhana. Ajari makan-minum dengan tangan kanan, mengucapkan basmalah sebelum melakukan kegiatan, bersikap sopan terhadap sesama, hormat terhadap yang lebih tua, menghormati tamu, jujur, biasakan bersedekah kepada pengemis dan orang miskin, memberi salam dan lain sebagainya.

10. Baca Al-Qur’an dan kitab hadits dengan terjemahannya.
Jelaskan kepada anak maksudnya sesuai tingkat pemahaman anak dan daya pikirnya.

11. Anda adalah “Teman Setia” anak anda.
Artinya anda harus siap mendengar setiap keluhan dan keluh-kesahnya, tempat curhat dan 
mencari solusi, jangan keras, kasar, sangar terhadap anak sehingga anak takut dan segan untuk berbagi kesulitan dengan anda, dikhawatirkan dia akan mencari solusi dari luar, teman sepermainannya yang bisa menjerumuskannya ke lembah narkoba. Naudzubillah

12. Buat anda yang masih doyan nonton Televisi (TV).
Bikin kesepakatan kapan dan acara apa yang pantas ditonton oleh orang dewasa dan anak. Jangan sampai siibu lebih tahu acara sinetron dari pada Pekerjaan Rumah (PR) anaknya di sekolah. Bahkan yang lebih konyol karena siibu saking maniak dengan acara sinetron tertentu, anaknya dibiarkan tidak bikin PR malah diajaknonton bareng. Ini jangan sampai terjadi. Ketahuilah bahwa madharat dari acara televisi lebih banyak dari pada manfaatnya, jangankan acara orang dewasa ditonton anak-anak, film anak-anak pun banyak yang tidak layak ditonton oleh anak-anak itu sendiri karena tema yang disampaikan adalah tema untuk 17 tahun ke atas, porno, dan merusak akhlak.

13. Biasakan Sahur Bareng.
Untuk puasa sunah Senin-Kamis, atau puasa tengah bulan Islam tiap tanggal 13, 14, 15 dan sesekali Shalat Tahajud bersama.

14. Hiasi rumah Anda dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an.
Setelah menunaikan Shalat Maghrib, anda atau salah seorang keluarga anda membaca Al-Qur’an dengan nyaring. Atau perdengarkan bacaan Al-Qur’an dengan memuatar CD murottal, atau ceramah Islam yang penuh manfaat.

15. Ciptakan kehangatan Silaturahim dalam keluarga.
Jangan karena sibuk di kantor atau di tempat kerja anda tidak punya waktu untuk bersilaturahim, karena begitu gigihnya anda mencari harta. Maaf! Tapi kenapa anda tidak “ngotot” mendidik anak agar menjadi shalih. Tidak inginkah kelak anak anda yang shaleh yang memasukkan anda ke liang lahat, dia yang memimpin shalat jenazah dilanjutkan dengan permohonan maaf kepada Alloh untuk anda, sehingga karenanya anda mendapat pertolongan dan keselamatan dari azab Alloh. 

16. Hati-hati dengan propaganda Barat (Yahudi & Nasrani).
Begitu bernafsunya mereka untuk merusak moral dan akhlak generasi Islam. Mengapa anda tidak memiliki semangat seperti mereka dalam membentuk anak shaleh.

17. Khatimah.
Ingat sampaikan semua point-point di atas dengan bijak, sabar, ikhlas, jangan bosan! Sebab Alloh-lah yang memberi taufik dan hidayah (petunjuk), kita hanya berusaha dan ikhtiar dengan menyampaikan.
Sumber: Lembaran Sabila Akhbar